Penerapan Polyacrylamide (PAM) dalam Pengolahan Air Limbah Industri Makanan
Air limbah industri makanan memiliki karakteristik kandungan organik yang tinggi, padatan tersuspensi & partikel koloid, dan karakter air yang sangat bervariasi
Air limbah industri makanan mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan asam organik, yang menyebabkan peningkatan signifikan pada COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand), yang dapat menyebabkan eutrofikasi.
Padatan tersuspensi dan partikel koloid dalam air limbah dihasilkan dari pencucian bahan mentah (misalnya, pasir, kulit) dan pemrosesan (misalnya, pati, koloid protein)
Komposisi air limbah industri makanan bervariasi berdasarkan tahap pemrosesan (misalnya, pembersihan, pemasakan, dehidrasi), dengan fluktuasi salinitas dan kandungan minyak.
Mekanisme inti polyacrylamide dalam mengolah air limbah industri makanan adalah:
PAM kationik menetralkan polutan bermuatan negatif (misalnya, protein, asam organik) melalui interaksi muatan positif, membentuk flok padat yang meningkatkan efisiensi pengendapan sebesar >40% dibandingkan dengan metode konvensional.
Dalam pengolahan lumpur pasca-fermentasi, PAM kationik mengurangi kadar air kue menjadi<60%, secara signifikan menurunkan biaya pembuangan.
Untuk menggunakan polyacrylamide dalam mengolah air limbah industri makanan, berikut adalah pedoman aplikasi utama:
Kationik: Lumpur berminyak, air limbah tinggi protein
Anionik: Padatan tersuspensi, materi koloid
Nonionik: Kondisi asam (pH < 7)
Larutkan PAM pada konsentrasi 0,1–0,3% sebelum pemberian dosis.
Sesuaikan berat molekul (kationik: 6–12 juta MW, anionik: 12-22 juta MW) berdasarkan karakteristik air limbah.
Penggunaan sinergis dengan PAC meningkatkan penghilangan COD menjadi >60%.
Air Limbah Organik Tinggi
Air Limbah Berminyak
Penghilangan Logam Berat
Penerapan Polyacrylamide (PAM) dalam Pengolahan Air Limbah Industri Makanan
Air limbah industri makanan memiliki karakteristik kandungan organik yang tinggi, padatan tersuspensi & partikel koloid, dan karakter air yang sangat bervariasi
Air limbah industri makanan mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan asam organik, yang menyebabkan peningkatan signifikan pada COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand), yang dapat menyebabkan eutrofikasi.
Padatan tersuspensi dan partikel koloid dalam air limbah dihasilkan dari pencucian bahan mentah (misalnya, pasir, kulit) dan pemrosesan (misalnya, pati, koloid protein)
Komposisi air limbah industri makanan bervariasi berdasarkan tahap pemrosesan (misalnya, pembersihan, pemasakan, dehidrasi), dengan fluktuasi salinitas dan kandungan minyak.
Mekanisme inti polyacrylamide dalam mengolah air limbah industri makanan adalah:
PAM kationik menetralkan polutan bermuatan negatif (misalnya, protein, asam organik) melalui interaksi muatan positif, membentuk flok padat yang meningkatkan efisiensi pengendapan sebesar >40% dibandingkan dengan metode konvensional.
Dalam pengolahan lumpur pasca-fermentasi, PAM kationik mengurangi kadar air kue menjadi<60%, secara signifikan menurunkan biaya pembuangan.
Untuk menggunakan polyacrylamide dalam mengolah air limbah industri makanan, berikut adalah pedoman aplikasi utama:
Kationik: Lumpur berminyak, air limbah tinggi protein
Anionik: Padatan tersuspensi, materi koloid
Nonionik: Kondisi asam (pH < 7)
Larutkan PAM pada konsentrasi 0,1–0,3% sebelum pemberian dosis.
Sesuaikan berat molekul (kationik: 6–12 juta MW, anionik: 12-22 juta MW) berdasarkan karakteristik air limbah.
Penggunaan sinergis dengan PAC meningkatkan penghilangan COD menjadi >60%.
Air Limbah Organik Tinggi
Air Limbah Berminyak
Penghilangan Logam Berat